Epistemology of Feminist Legal Theory
Keywords:
Epistemology, Legal Epistemology, Philosophy of Law, Legal Theory, Feminist Legal TheoryAbstract
The thesis supporting the study of law, women, politics, and their representation in parliament mostly comes from feminist legal theory. According to the epistemological framework, how does feminist legal theory construct its knowledge? Starting from that question, this research aims to explore further the epistemological basis that supports feminist legal theory. This research uses a normative research method with a philosophical and conceptual approach. This research finds that the epistemological basis of feminist legal theory relies on the paradigm of critical legal studies. The critical reasoning that underpins this theory seeks to give a position to the concept of truth in phenomena/experiences that are pluralistic in nature. Human rationality is correlated with freedom, so that men and women have equal rights in politics and reject the representation of men and women as inferior. The reality that is formed must be based on the female perspective in a social context, resulting in three dimensions: attitude, perception of reality based on empiricism, and postmodernism.
References
A. M. H. Putri, “FYI! Persentase Perempuan di Kursi Parlemen Kurang Dari 30%,” CNBC Indonesia. [Online]. Available: https://www.cnbcindonesia.com/research/20230215123904-128-414001/fyi-persentase-perempuan-di-kursi-parlemen-kurang-dari-30
E. S. Prihatini, “Women who win in Indonesia: The impact of age, experience, and list position,” Womens. Stud. Int. Forum, vol. 72, no. October 2018, pp. 40–46, 2019, doi: 10.1016/j.wsif.2018.10.003.
J. L. Umagapi, “Representasi Perempuan Di Parlemen Hasil Pemilu 2019: Tantangan dan Peluang,” J. Kaji., vol. 25, no. 1, pp. 19–34, 2020.
Perludem, “Perludem: Keterwakilan Perempuan dalam Pileg 2019 Terbanyak Sepanjang Sejarah,” Perludem.go.id. [Online]. Available: https://perludem.org/2019/08/31/perludem-keterwakilan-perempuan-dalam-pileg-2019-terbanyak-sepanjang-sejarah/
N. Kurniawan, “Keterwakilan Perempuan Di Dewan Perwakilan Rakyat Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22-24/PUU-VI/2008,” J. Konstitusi, vol. 11, no. 4, pp. 715–736, 2014.
K. Tridewiyanti, “Kesetaraan dan Keadilan Gender di Bidang Politik ‘ Pentingnya Partisipasi dan Keterwakilan Perempuan di Legislatif,’” J. Legis. Indones., vol. 9, no. 1, pp. 73–90, 2012.
N. Nuraeni, “Partisipasi Politik Wanita Indonesia Di Parlemen Dan Relevansinya Dengan Pandangan Ulama Tentang Peran Wanita Dalam Politik,” ADLIYA J. Huk. dan Kemanus., vol. 11, no. 1, pp. 119–136, 2019, doi: 10.15575/adliya.v11i1.4855.
R. Y. Bramantyo, I. Rahman, and F. Windradi, “Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Sebagai State Auxiliary Agencies Pada Sistem Ketatanegaraan Indonesia,” Moral. J. Ilmu Huk., vol. 9, no. 1, pp. 38–48, 2023.
N. Savitri, HAM Perempuan Kritik Teori Hukum Feminis Terhadap KUHP, Cetakan Pe. Bandung: Refika Aditama, 2008.
A. Hevriansyah, “Hak Politik Keterwakilan Perempuan dalam Sistem Proporsional Representatif pada Pemilu Legislatif,” Awasia J. Pemilu dan Demokr., vol. 1, no. 1, pp. 67–85, 2021, [Online]. Available: http://jurnal.banten.bawaslu.go.id/index.php/awasia/article/view/41
P. Meier, “A gender gap not closed by quotas,” Int. Fem. J. Polit., vol. 10, no. 3, pp. 329–347, 2008, doi: 10.1080/14616740802185650.
D. Danardono, Teori Hukum Feminis: Menolak Netralitas Hukum, Merayakan Difference dan Anti-Esensialisme, Cetakan-1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006.
R. Baharuddin, “Wanita dan Hukum Perspektif Feminis Terhadap Hukum,” J. El-Harakah, vol. 5, no. 2, p. 69, 2003, doi: 10.18860/el.v3i2.5143.
D. Ramadhani and D. eka Rahmawati, “Modal Caleg Perempuan dan Politik Patriarkhi dalam Pemilihan Umum di Indonesia : Keterwakilan Perempuan pada Pemilu 2019 di Kabupaten Sleman,” JISPO J. Ilmu Soial dan Ilmu Polit., vol. 10, no. 1, pp. 40–61, 2020.
F. D. Ningrumsari, N. Azisa, and W. Heryani, “Paradigma Teori Hukum Feminis Terhadap Peraturan Perlindungan Hukum Bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual Di Indonesia,” J. Ilm. Living Law, vol. 14, no. 2, pp. 103–116, 2022, [Online]. Available: https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan,
S. Nimrah and Sakaria, “Perempuan Dan Budaya Patriarki Dalam Politik (Studi Kasus Kegagalan Caleg Perempuan Dalam Pemilu Legislative 2014),” Polit. J. Magister Ilmu Polit. Univ. Hasanuddin, vol. 1, no. 2, pp. 2407–9138, 2015.
A. Nurcahyo, “Relevansi Budaya Patriarki Dengan Partisipasi Politik Dan Keterwakilan Perempuan Di Parlemen,” Agastya J. Sej. Dan Pembelajarannya, vol. 6, no. 01, p. 25, 2016, doi: 10.25273/ajsp.v6i01.878.
Z. Mukarom, “Perempuan dan Politik: Studi Komunikasi Politik tentang Keterwakilan Perempuan di Legislatif,” Mediator, vol. 9, no. 2, pp. 257–270, 2008.
R. Priandi and K. Roisah, “Upaya Meningkatkan Partisipasi Politik Perempuan Dalam Pemilihan Umum Di Indonesia,” J. Pembang. Huk. Indones., vol. 1, no. 1, p. 106, 2019, doi: 10.14710/jphi.v1i1.106-116.
I. Sukadi, “Refleksi Keterwakilan Perempuan Dalam Parlemen Perspektif Hak Asasi Manusia,” Egalita, vol. 10, no. 1, pp. 1–10, 2015, doi: 10.18860/egalita.v10i1.4539.
P. M. Marzuki, Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2013.
Y. Nurhayati, “Perdebatan Antara Metode Normatif Dengan Metode Empirik Dalam Penelitian Ilmu Hukum Ditinjau Dari Karakter, Fungsi, Dan Tujuan Ilmu Hukum,” Al-Adl J. Huk., vol. 5, no. 10, pp. 10–19, 2013, doi: 10.31602/al-adl.v5i10.191.
S. U. Firdaus, Muchsan, and E. Nurbaningsih, “Pembatasan Hak Politik dalam Sistem Demokrasi Di Indonesia,” Universitas Gadjah Mada, 2016.
D. Rato, “Penelitian Hukum Paradigmatik: Memahami Perdebatan Metodelogi dalam Penelitian Hukum Sebagai Realitas,” 2013, Fa, Surabaya.
A. Z. Muhdlor, “Perkembangan Metodologi Penelitian Hukum,” J. Huk. dan Peradil., vol. 1, no. 2, pp. 190–206, 2012.
J. S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Cetakan Ke. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2017.
D. Badruzaman, “Perkembangan Paradigma Epistemologi Dalam Filsafat Islam,” IDEAJurnal Hum., vol. 2, no. 1, pp. 52–64, 2019.
S. Dinata, “Epistemologi Kritisisme Immanuel Kant,” Kenz Philos., vol. 7, no. 2, pp. 217–236, 2021.
M. Hasyim, “Epistemologi Islam (Bayani, Burhani, Irfani),” Al-Murabbi J. Pendidik. Agama Islam, vol. 3, no. 2, pp. 217–228, 2018.
B. C. Barnett, Pengantar Filsafat Epistemologi, 1st ed. Yog: Antinomi, 2022.
P. H. Hadi, “Kebenaran Dan Metodologi Penelitian Filsafat Sebuah Tinjauan Epistemologi,” J. Filsafat, vol. 3, no. 2, pp. 20–33, 1991.
A. Mujahidin, “Epistemologi Islam: Kedudukan Wahyu Sebagai Sumber Ilmu,” J. Stud. Keislam., vol. 17, no. 1, pp. 41–64, 2013.
Bahrum, “Ontologi, Epistemologi Dan Aksionlogi,” Sulesana, vol. 8, no. 2, pp. 35–45, 2013.
E. N. Sari, “Konsep Dasar Epistemologi (Studi Pemikiran Immanuel Kant),” 2023, Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Lampung.
L. Audain, “Critical Legal Studies, Feminism, Law and Economic, and the Veil of Intellectual Tolerance: a Tentative Case For Cross-Jurisprudential Daialogue,” Hofstra Law Rev., vol. 20, no. 1017, pp. 1019–1104, 1991.
A. Chairil and H. Shalahuddin, “Studi Kritis Feminist Legal Theory Menurut Perspektif Islamic World View,” J. Mimb. Huk., vol. 33, no. 1, pp. 188–215, 2021.
U. Sholahudin, “Membedah Teori Kritis Mazhab Frankfurt: Sejarah, Asumsi, dan Kontribusinya Terhadap Perkembangan Teori ilmu Sosial,” J. Urban Sociol., vol. 3, no. 2, pp. 71–89, 2020.
A. Dermawan, “Dialektika Teori Kritis Mazhab Frankfurt dan Sosiologi Pengetahuan,” J. Sosiol. Reflektif, vol. 8, no. 1, pp. 326–339, 2013.
I. Tasnur and A. Sudrajat, “Teori Kritis: Perkembangan dan Relevansinya Terhadap Problematika Di Era Disrupsi,” J. Yaqzhan, vol. 6, no. 1, pp. 34–51, 2020.
H. W. Nugroho and S. Murtiningsih, “Paradoks Gender (Kajian Feminisme Etis terhadap Kemunculan Inong Balee dalam Kekerasan Politik di Aceh),” J. Filsafat, vol. 18, no. 3, pp. 295–313, 2008.
S. Fahimah, “Ekofeminisme: Teori dan Gerakan,” Alamtara J. Komun. dan Penyiaran Islam, vol. 1, no. 1, pp. 6–19, 2017.
N. Abbas, “Dampak Feminisme Pada Perempuan,” Al-wardah J. Kaji. Perempuan, Gend. dan Agama, vol. 14, no. 2, pp. 187–198, 2020.
S. Amin, Filsafat Feminisme (Studi Kritis Terhadap Gerakan Pembaharuan Perempuan di Dunia Barat dan Islam), Cetakan Pe. Peka: CV Mulia Indah Kemala, 2015. [Online]. Available: https://id1lib.org/book/10980793/6fea26
A. Suryorini, “Menelaah Feminisme Dalam Islam,” Sawwa J. Stud. Gend., vol. 7, no. 2, pp. 21–36, 2012, doi: 10.21580/sa.v7i2.647.
D. Mahfud, N. Nazmi, and N. Maula, “Relevansi Pemikiran Feminisme Muslim,” Sawwa, vol. 11, no. 1, pp. 95–110, 2015.
Widyastini, “Gerakan Feminisme Islam Dalam Perspektif Fatimah Mernissi,” J. Filsafat, vol. 18, no. 1, pp. 67–70, 2008.
S. Luft, “Faktizität und Geschichtlichkeit als Konstituentien der Lebenswelt in Husserls Spätphilosophie,” Phänomenologische Forschungen, vol. 2005, no. 1, pp. 13–40, 2005, doi: 10.28937/1000107910.
I. Ariani, “Feminisme Dalam Pergelaran Wayang Kulit Purwa Tokoh Dewi Shita, Dewi Kunti, Dewi Srikandi,” J. Filsafat, vol. 26, no. 2, pp. 273–290, 2016.
M. Mukhtasar and A. Koeswanjono, “Teologi Feminisme Riffat Hassan dan Rekonstruksi Pemahaman atas Kedudukan dan Peran Wanita,” J. Filsafat, vol. 29, pp. 39–47, 1999.
D. T. Ilaa, “Feminisme dan Kebebasan Perempuan Indonesia dalam Filosofi,” J. Filsafat Indones., vol. 4, no. 3, pp. 211–216, 2021.
A. Qibtiyah, “Arah Gerakan Feminis Muslim Di Indonesia,” 2020, UIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Kurnia Kalam Semesta, Yogyakarta.
A. W. Muqoyyidin, “Wacana Kesetaraan Gender: Pemikiran Islam Kontemporer tentang Gerakan Feminisme Islam,” J. Al-Ulum, vol. 13, no. 2, pp. 491–512, 2013.
N. K. A. Suwastini, “Perkembangan Feminisme barat Dari Abad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoritis,” J. Ilmu Sos. dan Hum., vol. 2, no. 1, pp. 198–208, 2013.
C. Hundleby, “Feminist Empiricism,” 2011, Departement of Philosophy University of windsor. doi: 10.1002/9781119314967.ch13.
R. Campbell, “The Virtues of Feminist Empiricism,” Hypatia, vol. 9, no. 1, pp. 90–115, 1994, doi: 10.1111/j.1527-2001.1994.tb00111.x.
B. Rajab, “Perempuan Dalam Modernisme Dan Postmodernisme,” Sosiohumaniora, vol. 11, no. 3, pp. 1–12, 2009, doi: 10.24198/sosiohumaniora.v11i3.5421.
H. A. Giroux, “Rethinking the Boundaries of Educational Discourse: Modernism, Postmodernism, adn Feminism,” Collage Lit., vol. 17, no. 2/3, pp. 1–50, 1990.
N. Fenton, “The problematics of postmodernism for feminist media studies.,” Media, Cult. Soc., vol. 22, no. 6, pp. 724–741, 2000.
R. M. Hazmi, “Selubung Keadilan dan Kerudung Aporia,” lsfcogito.org. Accessed: Aug. 12, 2023. [Online]. Available: https://lsfcogito.org/selubung-keadilan-dan-kerudung-aporia/
J. M. Balkin, “Transcendental Deconstruction, Transcendent Justice,” Mich. Law Rev., vol. 92, no. 5, pp. 1131–1186, 1994, doi: 10.2307/1289630.
R. M. Hazmi, “Refleksi Atas Antinomi Keadilan,” lsfcogito.org. Accessed: Aug. 12, 2023. [Online]. Available: https://lsfcogito.org/refleksi-atas-antinomi-keadilan/
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 MALAKA LAW REVIEW
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
